Selasa (07/12/2010) Tim Media infest, Fathulloh dan Muhammad Khayat di dukung Rahmad Hafidz sebagai relawan teknologi informasi (TI) berangkat ke Jakarta untuk menyiapkan dukungan TI konferensi video buruh migran. Konferensi video buruh migran sedianya dilangsungkan pada 9 Desember 2010 di ruang Bima Hotel Bidakara Jakarta. Kegiatan tersebut menjadi bagian pertemuan reflektif jaringan buruh migran, sekaligus memperingati 10 tahun Yayasan Tifa.
Setelah tiba di Jakarta (08/12/10) tim infest melakukan uji coba menggunakan aplikasi Open Meetings, sebuah aplikasi konferensi video server berbasis web. Melalui dukungan pita lebar (bandwidth) server salah satu rekan di Jakarta, pegiat Pusat Teknologi Komunitas Mahnettik (PTK Mahnettik) di Malang dan Cilacap mencoba saling berdialog jarak jauh dengan tim infest di Jakarta.
Saat uji coba, pegiat PTK Mahnettik hampir tidak mengalami kendala teknis, namun tim infest yang berada di lokasi pertemuan susah mendapatkan saluran internet yang stabil, karena hanya mengandalkan jaringan 3G melalui modem GSM.
Ridlo Balasie, pegiat yang mempersiapkan kebutuhan teknis di PTK Mahnettik Cilacap berharap kegiatan berjalan lancar, karena konferensi video menggunakan aplikasi Open Meetings merupakan hal baru bagi pegiat PTK Mahnettik. Hal senada disampaikan Candra, perwakilan PTK Mahnettik Malang. “Kami di Malang akan mempersiapkan segala kebutuhan teknis agar pertemuan di Jakarta dapat juga diikuti dari Malang,” Tutur Candra, pegiat PTK Mahnettik Malang saat gladi resik sehari sebelum acara digelar.
Meskipun sesekali sambungan gambar gerak dan suara (video, audio) dari Malang dan Cilacap yang diterima di Jakarta terputus, namun para pegiat di dua daerah tersebut menerima dan mengikuti rangkaian sesi hingga selesai. Catur Eni Sulastri, mantan buruh migran Hongkong asal Cilacap misalnya sempat bertanya kepada Mohammad Jumhur Hidayat, Kepala BNP2TKI tentang penanganan persoalan TKI di Cilacap.
Dengan dukungan perangkat teknologi dan aplikasi pendukung seperti Open Meetings, pertemuan yang berlangsung selama delapan jam tersebut dapat memberi manfaat pula bagi pegiat di daerah.
Pemanfaatan teknologi untuk dialog jarak jauh seperti yang diujicobakan tim infest dapat terus diperbaiki dan dikembangkan. Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Tifa, Tri Nugroho, jika ke depan model teknologi konverensi video dapat terus diperbaiki dan dikembangkan akan membuka peluang para pegiat dan penerima manfaat program buruh migran untuk membuat sebuah kursus online.