Seorang pemuda mengamati kupu-kupu yang sedang berupaya keras keluar dari kepompong. Lantaran gemas melihatnya si pemuda merobek paksa kepompong. Alih-alih membantu, kupu-kupu justru tidak mampu terbang dan beberapa saat kemudian mati.
Demikianlah kisah yang disampaikan Budhi Hermanto saat menyampaikan pentingnya sebuah proses kepada pegiat infest. Kisah tersebut disampaikan dalam kegiatan lokalatih pengelolaan lembaga dan evaluasi kerja pegiat infest di Kaliurang, Sleman (26-27/11/11).
Orientasi proses dalam kerja organisasi masyarakat sipil menurut Budhi Hermanto dapat diterapkan dalam perencanaan misi dengan menggunakan pendekatan theory of change.
“Kita bisa tetap menggunakan matrik yang bersifat linier dalam perencanaan misi, menyusun goal, purpose, input, output, outcome, verifikasi, dan asumasi, namun kita bisa secara liar mempertanyakan dan menggali variabel-variabel prasyarat hingga bisa mencapai tujuan sebuah misi.” Tutur Budhi Hermanto saat memfasilitasi pegiat infest.
Beberapa pegiat infest kemudian diminta untuk merumuskan misi lembaga 3 sampai 5 tahun ke depan dan menurunkannya pada matrik dan pelacakan variabel berdasarkan pendekatan theory of change. Pembelajaran bagi pegiat infest dalam merumuskan misi secara terukur dan tepat, penting untuk terus dilakukan agar peran infest di masyarakat dapat berjalan maksimal.