Penguatan bagi komunitas pekerja migran Indonesia (KOPI) dimulai dengan memahami arti penting berorganisasi. Berserikat dan merumuskan visi untuk bergerak bersama merupakan roh dalam sebuah komunitas. Untuk itu, KOPI di Desa Pager Kecamatan Bungkal dan Desa Karangpatihan Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo penuh semangat belajar mengenai keorganisasian. Forum ini dipandu langsung oleh pengelola program INFEST Yogyakarta di Ponorogo, Anny Hidayati. Forum di Desa Pager berlangsung pada Senin (6/9/2021) dan disusul Desa Karangpatihan pada hari berikutnya, Selasa (7/9/2021).
Pelatihan keorganisasian ini merupakan pertemuan kedua setelah terbentuknya kelembagaan KOPI di masing-masing desa. KOPI Desa Pager dan Karangpatihan mulai terbentuk pada awal tahun 2021 ini. Sehingga, pada saat ini sudah ada lima komunitas KOPI di Kabupaten Ponorogo. Komunitas yang terdiri dari kader desa, mantan dan keluarga pekerja migran ini menjadi aktor dan mitra pemerintah desa dalam mewujudkan pelindungan pekerja migran dari desa.
Pada forum satu hari ini, masing-masing KOPI belajar mengenai arti penting berorganisasi, manfaat, syarat, visi, dan misi organisasi. Selain itu, masing-masing komunitas juga mendiskusikan rencana kerja dan mengidentifikasi kebutuhan dalam menjalankan organisasi. Dalam pertemuan ini, KOPI Desa Pager juga telah merumuskan visi mereka ke depan yakni “Mendorong terwujudnya masyarakat pekerja yang diperlakukan adil, hidup sejahtera, dan bermartabat.”
“Pelatihan kali ini ĺebih menekankan pada penguatan keorganisasian pada peserta. Karena mereka masih baru belum tahu arah dan tujuan mereka bergabung dalam KOPI,” ungkap Anny Hidayati.
Pada pelatihan ini, masing-masing KOPI juga berbagi gagasan dengan pengurus KOPI Desa Pondok. Hadir dalam pelatihan di Desa Pager, Arif Yulianto Ketua KOPI Desa Pondok. Arif menyampaikan pengalaman KOPI dalam melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan menjalin sinergitas yang baik dengan pemerintah desa.
Sementara, di Desa Karangpatihan hadir dari anggota KOPI Desa Pondok, Abdul Hadi. Pada kesempatan tersebut, Abdul juga berbagi pandangan supaya pada fase awal ini, pengurus KOPI Desa Karangpatihan fokus pada penguatan kapasitas anggota. Sebab, menurut Abdul, hanya orang-orang yang mempunyai komitmen yang tinggi yang akan tetap bertahan dan menjalankan program sesuai dengan visi misi.
“Banyak pengalaman dan kesan mendalam selama kami bergabung di KOPI. Pada awalnya memang programnya fokus pada isu pekerja migran. Namun kemudian kami juga berkontribusi pada pembangunan desa. Melalui perencanaan apresiatif desa kami membantu menggali data untuk perencanaan pembangunan di desa,” tutur Abdul Hadi perwakilan KOPI Pondok.
Agus Sudiarso, pengurus KOPI Desa Pager mengungkapkan bahwa melalui pertemuan ini mulai terbayang kebutuhan komunitas ke depan. “Dengan mengikuti pelatihan ini kami jadi mengerti tentang arah dan tujuan organisasi KOPI. Dan kita tahu apa yang akan kita kerjakan selanjutnya,” kata Agus Sudiarso.
Hal senada disampaikan oleh Oki pengurus KOPI Karangpatihan termasuk untuk mengajak para generasi muda untuk terlibat. “Sebagai langkah awal kami akan menguatkan anggota dengan merangkul anak-anak muda. Setelah keanggotaan solid maka akan mudah mengikuti program selanjutnya,” ungkap Oki.
Selanjutnya, masing-masing KOPI akan mulai merumuskan dan menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) komunitas.