Malang — Pelaksanaan “In house traning” aset dan potensi Desa Kucur diawali dengan membuat Tim Penyusunan Dokumen Aset dan Potensi Desa. Tim perumus ini bertugas untuk menyempurnakan data-data aset desa menjadi dokumen desa. Selain itu, tim ini juga bertugas untuk mengawal data aset menjadi dokumen desa sampai Peraturan Desa (Perdes).
Pembentukan tim ini dilaksanakan pada (05/06/2015) di Balai Desa Kucur. Tim yang diketuai oleh sangaji ini langsung bekerja. Tim dibagi menjadi tujuh kelompok untuk mendiskusikan ulang terkait seluruh aset dan potensi yang ada di Desa Kucur. Tim Pembaharu Desa yang hadir pada sore hari itu berjumlah 20 orang. Maka, masing-masing kelompok terdiri atas dua hingga tiga orang.
“Masing-masing kelompok harus ada yang pegang laptop ya, agar semua data bisa langsung kita tuliskan di sana,” Sangaji memberikan arahan kepada Tim Pembaharu Desa yang hadir sore itu.
Kepala BPD Kucur ini menyarankan agar masing-masing kelompok membuka notulensi hasil pelatihan apresiatif desa yang telah dibagikan. Pada pelatihan perencanaan apresiatif desa, Tim Pembaharu Desa telah mengidentifikasi aset desa, namun belum tersistematisasi. “Selain itu, aset yang ada di notulensi itu masih belum dibahas secara mendalam,” lanjut Sangaji.
Diskusi kelompok tentang aset dan potensi desa ini berlangsung hingga pukul 16.30 WIB. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan dan kelompok lain menanggapi. “Saya baru menyadari bahwa ternyata Desa Kucur memiliki aset yang luar biasa untuk dikembangkan,” terang Nasariyanto mengawali presentasinya.
Menurutnya, Kucur memiliki tiga titik mata air yang bisa dimanfaatkan untuk mengaliri semua keluarga. Selama ini, pipanisasi sudah masuk ke rumah-rumah namun pengelolaannya belum maksimal. Sehingga, menurut anggota BPD Kucur ini, sumber air belum menjadi sumber pendapatan penting bagi desa. Sebenarnya, apabila dikelola dengan manajemen yang baik, sumber air yang ada di desa bisa menjadi aset yang besar untuk menambah Pendapatan Asli Desa (PADesa).
Hal senada juga disampaikan Sulikah. Kader Pembaharu Desa yang juga guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs) ini beranggapan positif terkait dengan banyaknya sumber daya desa yang bisa dimanfaatkan secara positif. “Kita memiliki 41 guru SD, SMP dan SMA, memiliki guru TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) yang jumlahnya 46 orang, serta tenaga-tenaga terampil lainnya. Mereka-mereka ini adalah aset desa yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sanggar belajar di desa sebenarnya. Tinggal kita mau mendayagunakan seperti apa. Bisa tidak kita mengorganisir mereka untuk berembug tentang pendidikan di desa? Jadi tugas desa untuk mengurusi pendidikan bisa terbantu,” perempuan berjilbab ini memantik wacana peserta yang hadir pada sore hari itu.
Menurut Kepala Desa Kucur Abdul Karim, Desa Kucur sebenarnya memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan menjadi kekuatan desa. Selama ini, PADesa masih berkutat pada pembayaran listrik dan air minum desa. “Namun nanti ke depan, pemerintah desa dan BPD telah merencanakan untuk menata ulang pengelolaan air dan aset lainnya untuk peningkatan PADesa,” pungkas Karim.