Wonosobo – Tim Pembaharu Desa Gondang, Kecamatan Watumalang menggali indikator kesejahteraan lokal bersama seluruh elemen masyarakat dalam temu warga, Kamis (30/7/2015). Temu warga kali ini dihadiri oleh 73 orang. Selain tim Pembaharu Desa dan Pemerintah Desa Gondang, kegiatan temu warga ini juga diikuti oleh ketua RT, RW, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), PKK, Fatayat, Muslimat, dan beberapa elemen lainnya.
Sebelumnya, pada Mei 2015, para kader Pembaharu Desa Gondang telah belajar tentang pemetaan apresiatif meliputi pemetaan aset desa dan kesejahteraan lokal. Selain itu, tim Pembaharu Desa Gondang juga telah belajar cara menentukan instrumen pemetaan sosial berlandaskan prinsip partisipatif sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Desa.
Dengan metode ini, diharapkan para tim pembaharu desa nantinya dapat menghasilkan pendataan yang benar-benar akurat dan berasal dari bawah karena melibatkan warga secara aktif dalam prosesnya. Sehingga, ketimpangan sosial dalam proses pembangunan desa yang biasanya kerap terjadi dapat diminimalisir. Data yang dimaksud salah satunya adalah data tentang indikator kesejahteraan lokal. Data ini selanjutnya akan digunakan untuk menyusun rencana pembangunan desa yang tertuang dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa).
Menurut Kepala Urusan Kesejahteraan (Kaur Kesra) Desa Gondang, pendataan sosial bukanlah hal baru. Di Desa Gondang, sudah banyak dilakukan pendataan baik oleh pemerintah kabupaten ataupun pemerintah pusat. Namun, menurut Kaur Kesra, kegiatan pendataan tersebut tidak pernah melibatkan warga secara maksimal atau partisipatif. Bahkan pemerintah desa pun belum pernah melakukannya. Maka temu warga dalam rangka menggali indikator kesejahteraan lokal ini merupakan proses belajar yang cukup menarik bagi seluruh elemen masyarakat Gondang.
Dalam temu warga yang dipandu oleh Toni, salah satu kader Pembaharu Desa Gondang, mampu menggali sembilan indikator kesejahteraan lokal. Berdasarkan urutan rangkingnya, indikator-indikator tersebut antara lain pendapatan/penghasilan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, kepemilikan lahan, kepemilikan aset lain, kepemilikan kendaraan, kepemilikan hewan ternak, dan keluarga harmonis.
Indikator-indikator kesejahteraan lokal tersebut untuk menentukan ukuran kesejahteraan keluarga dalam empat tingkatan yakni pra-sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, dan sejahtera plus. Menariknya, perempuan cukup aktif dalam temu warga ini. Dari sembilan indikator kesejahteraan yang ditemukan, empat diantaranya berasal dari usulan perempuan.
Tantangan
Keberhasilan temu warga Desa Gondang dalam menentukan indikator kesejahteraan lokal layak diapresiasi. Namun demikian, masih diperlukan pendalaman terhadap sub-sub indikator yang ditemukan. Sehingga ditemukan kriteria yang jelas dan tegas. Misalnya, kenapa indikator “pendapatan” berada di rangking pertama sementara “kepemilikan lahan” berada di rangking kelima? Sebab, rangking indikator akan berpengaruh terhadap hasil tingkatan kesejahteraan.
Selain itu, perhatian khusus terhadap indikator-indikator yang dapat digolongkan sebagai beban sosial, seperti lansia dan difabel juga belum menjadi salah satu indikator dalam kegiatan temu warga tersebut. Untuk itu, tim pembaharu desa berencana akan melakukan pembahasan ulang. Kemudian, rencananya tim pembaharu desa baru akan melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu menyusun format pendataan.