Wonosobo- Pelatihan pemetaan sosial dilakukan di tiga desa di Kabupaten Wonosobo yakni Gondang, Tracap, dan Wulungsari. Kegiatan ini diselenggarakan serentak selama tiga hari, (21-23/5/2015). Pelatihan pemetaan sosial di masing-masing desa diikuti oleh puluhan kader pembaharuan desa. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali pengetahuan dan keterampilan tentang pemetaan sosial kepada kader pembaharu desa.
Pelatihan pemetaan desa ini merupakan tahap kedua dari proses perencanaan apresiatif desa. Pada pertemuan sebelumnya, para kader pembaharuan desa mengenali aset dan potensi desa. Disusul dengan merumuskaan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk penggalian data aset dan potensi desa. Proses pendataan dilakukan kurang lebih selama 2-3 minggu.
Menurut Frisca Arita Nilawati, selaku Penanggunjawab Perencanaan Apresiatif Desa, pertemuan pada hari pertama pelatihan pemetaan sosial adalah melihat dan mendiskusikan hasil temuan-temuan di lapangan, meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, aset sosial, aset fisik, kelembagaan sosial, spiritual dan budaya. Data-data yang dikumpulkan kemudian divisualisasikan ke dalam peta.
“Pelatihan pemetaan salah satunya memetakan potensi dan aset yang ada di desa. Dimana dari hasil pemetaan aset kemudian memvisualkan lokasi aset. Juga untuk mengetahui jenis-jenis aset desa, selama ini digunakan untuk apa? Apa hasilnya? Bagaimana pengelolaannya? Dan dimana lokasinya,” terang Frisca.
Selain dibedakan berdasarkan jenisnya, aset desa yang didata dipisahkan berdasarkan kepemilikan. Dari pembedaan ini ada dua pengertian aset, yakni milik umum dan rumah tangga. Nah, untuk mengetahui kepemilikan berdasarkan rumah tangga, salah satu cara yang digunakan ialah dengan melakukan sensus.
Pada hari kedua,mulai masuk pada sesi mengidentifikasi kesejahteraan lokal. Sesi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan warga. Selain itu, para kader pembaharu desa juga akan dibekali pengetahuan serta keterampilan mengenai sensus, verifikasi hingga pengolahan data.
Pengetahuan dan kemampuan teknis pemetaan sosial akan menjadi bekal berharga bagi kader pembaharu desa untuk mengorganisir warga. Dalam pembahasan tindak lanjut, para kader pembaharu desa akan didorong menjadi aktor untuk membahas indikator kesejahtaraan lokal bersama warga.
“Dari pemetaan sosial ini nantinya akan muncul empat peta yang terdiri dari peta pembangunan, kesejahteraan, aset dan potensi desa serta rencana pembangunan desa ke depannya,” tutup Frisca.