Infest Yogyakarta telah menetapkan tiga desa di Kabupaten Malang sebagai Pilot Project Program Penguatan Kapasitas Pemerintah Desa dalam Mengimplementasikan UU Desa. Infest telah mengkonfirmasi terkait dengan kesiapan masing-masing desa. Masing-masing kepala desa menyatakan siap memberikan kader-kader desa terbaik mengikuti Sekolah Pembaharuan Desa.
Program Infest terkait Pilot Project Implementasi UU Desa di Kabupaten Malang dilaksanakan di tiga desa, yaitu Desa Kucur Kecamatan Dau, Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari dan Desa Jambearjo Kecamatan Tajinan. Ketiga desa ini akan diberikan treatment berupa pelatihan ketrampilan pengelolaan informasi desa, penataan kelembagaan, pemetaan apresiatif desa, peningkatan pelayanan dan perencanaan desa. Beberapa materi tersebut terangkum dalam skema Sekolah Pembaharuan Desa.
Sekolah Pembaharuan Desa ini akan dilakukan di masing-masing desa. Agar tidak mengganggu kegiatan masyarakat dilaksanakan hari Sabtu atau Minggu. Setiap materi didesain dengan metode yang menyenangkan dan mudah dipahami. Harapannya Seluruh materi bisa dicerna dan langsung dipraktikkan pada level desa.
Sejauh mana kesiapan masing-masing desa di Kabupaten Malang? Berikut ulasannya.
Sebelumnya Infest telah memberikan informasi via telephone terkait dengan hasil assessment dan tiga desa yang menjadi pilot project program Infest di Kabupaten Malang. Ketiga kepala desa menyambutnya dengan ucapan syukur dan terimakasih. Kemudian Infest berkeinginan untuk bertemu langsung dengan masing-masing kepala desa. Tujuan dari pertemuan itu adalah menyamakan persepsi dan memberikan gambaran pelaksanaan program di masing-masing desa.
Kunjungan pertama dilakukan oleh Edi Purwanto selaku penanggung jawab program di Kabupaten Malang di Desa Kucur Kecamatan Dau pada Senin (09/02/2015). Kebetulan pada saat itu kepala desa dan perangkatnya sedang berkumpul koordinasi finalisasi RPJM Desa. Setelah acara hampir usai, Infest dipersilahkan untuk bergabung di dalamnya.
Hasil dari pertemuan siang itu adalah Kepala Desa Kucur dan perangkat desa bersepakat menyiapkan kader desa untuk mengikuti Sekolah Pembaharuan Desa. Pemerintah desa akan menjaring kader-kader desa yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan desa.
“Saya minta waktu beberapa hari untuk berkoordinasi dengan teman-teman perangkat desa dahulu mas tentang siapa saja yang akan mengikuti proses pembelajaran ini”, jelas Abdul Karim.
Kepala desa yang sudah menjabat keduakalinya ini juga menegaskan bahwa secara pribadi maupun atas nama pemerintah desa menyambut baik dengan program infest. Karena dengan difasilitasi oleh kawan-kawan dari Infest, pemerintah desa menjadi mudah menjalankan UU Desa. “Jika ada kesleo dalam memahami UU Desa, maka kami kan ada teman untuk diskusi”, lanjut Karim.
Sementara itu Kepala Desa Jambearjo Kecamatan Tajinan juga senada dengan Kades Kucur. Hal ini seperti dinyatakan oleh Bambang Mawardi ST, “Saya mewakili Pemerintah Desa Jambearjo mengucapkan terimakasih dan akan mempersiapkan beberapa kader desa dan perangkat desa untuk mengikuti Sekolah Pembaharuan Desa”, tegas Kades Jambearjo di temui di sela-sela kesibukannya (10/02/2015). Pemerintah Jambearjo akan terus berkomunikasi dengan Infest terkait dengan pelaksanaan program ini.
Kades Jambearjo memiliki program untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di desanya. Kepala Desa dongkol ini telah membuat proposal terkait dengan rencana PLTA di desanya. Harapannya PLTA tingkat desa ini nanti bisa mengaliri listrik dalam lingkup desanya. Dengan demikian, maka PLTA Desa ini bisa berkembang dan menjadi BUM Desa. Dana iuran listrik bisa dikelola oleh professional yang ditunjuk oleh desa untuk pembangunan desa. “Kami sudah mengupayakan membuat proposal untuk program ini mas. Pemerintah Kabupaten melalui Bapemas juga menyarankan untuk mengajukan proposal ke Provinsi Jawa Timur”, terang Bambang.
Selain itu menurut Bambang, Desa Jambearjo sebenarnya memiliki banyak potensi lain yang belum tergali secara optimal. Harapannya dengan fasilitasi dari teman-teman Infest, Desa Jambearjo bisa menemukan lebih banyak lagi potensi-potensi desa yang belum terungkap dan yang belum berfungsi secara maksimal. Potensi desa ini bisa menjadi modal yang kuat dalam membangun Desa Jambearjo.
Hanik Dwi Martya, ditemui di ruang kerjanya di Kantor Desa Tunjungtirto menerangkan bahwa dia juga memiliki beberapa program desa. Peningkatan Sumber Daya Manusia menjadi agenda mendesak dalam kepemimpinannya menjadi Kades. Menurutnya sebelum memperbaiki tatanan masyarakat, yang yang paling penting adalah perangkat desanya ditingkatkan dulu.
Program peningkatan kapasitas perangkat desa ini menurutnya sangat sinergis dengan yang akan dilakukan Infest di desanya. “Saya sebenarnya punya program untuk memberikan pelatihan ICT kepada perangkat desa mas, kalau dalam program Infest ini ada materi ICT ya nanti bisa sharing kegiatannya”, terang wanita yang memiliki kesukaan warna ungu ini.
Istri anggota DPRD Kabupaten Malang ini dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga desa. Koordinasi itu akan membahas siapa saja yang akan ikut berperan serta dalam program Sekolah Pembaharuan Desa. “Kami akan persiapkan sekitar 20 orang untuk bisa terlibat aktif dalam program Sekolah Pembaharuan Desa”, wanita berjilbab ini meyakinkan.