Jogja — Ditemani jagung rebus dan teh panas, pegiat Infest memfasilitasi pemetaan tata kelola pengetahuan Sanggar Anak Kampung Indonesia (SAKI) (22/9/2012) malam. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dukungan Infest Yogyakarta kepada komunitas anak kampung yang berbasis kampung di Ledok Tukangan, Kota Yogyakarta.
Mengawali diskusi, Anang Nasichudin, pegiat SAKI memaparkan keinginan kawan-kawan SAKI untuk melakukan perbaikan kondisi sosial di kampung Ledok Tukangan. Akan tetapi, karena pelbagai keterbatasan para pegiatnya, perubahan yang mereka inginkan seringkali macet dan kurang berjalan. Hal ini kemudian memunculkan keinginan dari beberapa anggota SAKI untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas mereka.
“Kami ingin memiliki kapasitas sebagaimana desa-desa di Banyumas. Untuk itu kami ingin belajar bersama dengan Infest, salah satunya terkait pengetahuan pengelolaan media komunitas” ujar Anang.
Menanggapai paparan Anang, Irsyadul Ibad, Direktur Infest Yogyakarta terlebih dahulu mengajak pegiat SAKI untuk mengidentifikasi secara umum tujuan dari keberadaan SAKI. “Sebelum kita melangakah lebih lanjut tentang pengelolaan media, terlebih dahulu saya ingin mendengar tujuan dari kemunculan SAKI” ujar Ibad.
“Setelah tahu tujuan, kita baru bisa merumuskan langkah apa saja yang dapat dilakukan. Sekaligus menetapkan indikator ketercapaiannya” imbuh Ibad memantik diskusi.
Lebih lanjut, Ibad juga menekankan bahwa indikator keberhasilan harus dimiliki oleh setiap komunitas. Karena dengan pengetahuan yang bersumber darinya, komunitas dapat terus menerus melakukan perbaikan dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Sebagai langkah tindak lanjut kegiatan, SAKI akan melakukan komunikasi internal. Hasil dari komunikasi tersebut selanjutnya akan dijadikan bahan dalam diskusi dengan pegiat Infest pada kesempatan berikutnya.